Bisnis  

Berkah Puasa, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 13.000

radarutama.comJakarta, CNBC Indonesia – Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau melonjak pada hari ini, Kamis (23/3/2023) atau di hari pertama Ramadan 1444 H.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.087.000/batang. Harganya naik Rp 13.000 dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat Rp 1.074.000.

Harga hari ini hanya berselisih Rp 1.000 dari harga tertinggi sepanjang masa.

Sebagai catatan, harga tertinggi emas Antam kembali dicatat pada Minggu lalu yang menembus angka Rp 1.088.000 per gram. Sebelumnya rekor terdahulu dicapai pada 7 Agustus 2020 lalu yang menembus Rp 1.065.000 per gram.

Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga naik Rp 13.000 di harga Rp 976 ribu per gram.

Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.

Sumber: logammulia.com

Stabilnya harga emas Antam berbanding terbalik dengan melesatnya kembali harga emas acuan dunia pada perdagangan kemarin, dan bahkan berlanjut pada pagi hari ini, meski bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp).

Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, emas ditutup di posisi US$ 1.969,58 per troy ons. Harga sang logam mulia melonjak 1,52%.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan penutupan Selasa lalu di mana emas anjlok 1,94%.

Sementara pada pagi hari ini, harga emas masih menguat yakni naik 0,1% menjadi US$ 1.971,56 per troy ons.

Harga emas tetap menguat karena kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sudah sesuai ekspektasi pasar.

Meski ada yang kecewa karena The Fed belum melunak, tetapi sebagian besar pasar juga menyambut baik pernyataan The Fed, karena mereka sempat mempertimbangkan untuk menahan suku bunga meskipun pada akhirnya tetap mengerek suku bunga.

Lonjakan emas setelah kenaikan suku bunga acuan adalah hal yang tidak biasa. Dalam setahun terakhir, emas biasanya langsung ambruk begitu The Fed berencana menaikkan suku bunga atau mengerek suku bunga acuan.

Analis dari Standard Chartered, Suku Cooper, menjelaskan keputusan The Fed tetap disambut positif pelaku pasar emas. Pasalnya, apapun keputusan bisa menopang pergerakan emas.

“The Fed tetap harus mempertimbangkan keseimbangan antara risiko dan stabilitas ekonomi. Keduanya akan tetap menopang permintaan emas sebagai aset aman,” tutur Cooper, kepada Reuters.

Seperti diketahui, emas seperti menemukan “durian runtuh” pada pekan lalu. Setelah pada awal Maret 2023 dilanda kekhawatiran akan sikap hawkish The Fed, emas justru terbang karena krisis tak terduga.

Dalam sepekan terakhir, Negeri Paman Sam tengah diguncang krisis yang menimpa tiga bank mereka. Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank kolaps karena penarikan dana besar-besaran nasabahnya.

Kolapsnya bank juga memunculkan kekhawatiran jika suku bunga tinggi saat ini telah berdampak besar ke perbankan dan lebih luas bisa berdampak ke ekonomi AS.

Emas pun dengan cepat menjadi buruan karena statusnya sebagai aset aman. Sang logam mulia dicari saat dunia diguncang ketidakpastian ekonomi atau geopolitik.

Di sisi lain, inflasi AS juga melandai ke 6% (year-on-year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari 2023. Dengan inflasi yang melandai, The Fed kemungkinan menurunkan agresivitas dalam mengerek suku bunga.

Dua faktor ini membuat emas terbang. Dalam sebulan terakhir, harga emas sudah terbang 7,7%. Sang logam mulia bahkan sempat menembus US$ 2.000 pada perdagangan Senin lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!