Bisnis  

Mensos: Inisiatif bangun tanggul bisa jadi alternatif atasi banjir

Radar Utama – Menteri Sosial Tri Rismaharini berbagi pengalamannya saat menjadi Wali Kota Surabaya saat berkunjung ke Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), dengan menyatakan bahwa inisiatifnya membangun tanggul bisa ditiru pemerintah daerah (pemda) lain untuk menangani banjir.”Saya lakukan itu (membangun tanggul) di Surabaya, jadi kalau teman-teman tahu, saya pernah sekolah khusus di Belanda, itu di Belanda tanggulnya semua dari tanah, enggak ada yang beton, semua tanah dan sudah bertahun-tahun, maka dari itu namanya Netherland, artinya tanah di bawah,” kata Mensos Risma saat meninjau korban banjir di Kabupaten Ketapang, Kalbar, Selasa.Ia menyampaikan bahwa tanggul yang dibangun di bawah permukaan laut membuat masyarakat Belanda jadi bisa bertahan dari banjir, sehingga hal tersebut bisa ditiru di Indonesia.”Kita bisa survive kalau kita bisa membangun tanggul, dan itu saya lakukan di Surabaya, kita ada 21 km dan 5 km, jadi 26 km kita bangun, dan itu manual, pakai alat berat saja kita ambil dari sungai, kemudian kita tumpuk, kita jadikan tanggul di sampingnya, sehingga sudah mulai berapa tahun itu (Kota Surabaya) tidak banjir,” paparnya.Mensos juga mengemukakan, dari hasil pantauannya lewat peta digital,banjir dari Sungai Pawan di Kabupaten Ketapang cukup berdampak langsung pada warga, sehingga pihaknya sigap menyiapkan lumbung sosial untuk mengumpulkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak.

“Sebetulnya dampak dari Sungai Kapuas itu lebih besar, jadi ada di beberapa kabupaten, tetapi insyaAllah yang Sungai Kapuas sudah kita siapkan beberapa lumbung sosial, jadi saat warga mengungsi, maka mereka bisa menggunakan stok penyangga (buffer stock) yang ada, dan di sini (Kecamatan Sandai) juga kita lakukan hal yang sama,” tuturnya.

Banjir yang melanda Kecamatan Sandai yang terletak sekitar 350 km dari Kota Pontianak sempat membuat aktivitas masyarakat lumpuh. Banjir tersebut akibat hujan deras yang memicu Sungai Pawan meluap sehingga air menggenangi pemukiman warga sejak 23 November 2023.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang Yunifar mengatakan saat ini kondisi banjir masih dalam status pemulihan.

“Banjir terjadi mulai 23 November 2023, kemudian pada 28 November 2023 ditetapkan tanggap darurat,” ucap Yunifar.Sedangkan berdasarkan keterangan Camat Sandai, Markus, bencana banjir ini rutin melanda wilayah Kecamatan Sandai dan sekitarnya saat memasuki musim hujan. Untuk itu ia berkolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan, baik itu TNI, Polri, Tagana (Taruna Siaga Bencana) dan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) hingga relawan untuk mencegah banjir dengan melakukan penanaman pohon kembali.”Kita bekerja sama dengan TNI AL untuk gotong royong bersihkan sungai, juga termasuk Komando Rayon Militer (Koramil), Forum koordinasi pimpinan di kecamatan (Forkopimcam), satpol PP, tim Tagana, relawan, dan seluruh masyarakat untuk penanaman pohon di tepian sungai,” ujar Markus.Masyarakat juga diimbau mengantisipasi banjir dengan membuat rumah dua lantai atau rumah cadangan yang dibangun di kebun milik masing-masing untuk tempat pengungsian sementara.

error: Content is protected !!