Pangeran MBS Komplain ke Luhut gara-gara Gagal Negosiasi Kilang, Investasi Arab Saudi ke RI Tertunda

radarutama.com – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) mendapat keluhan dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) baru-baru ini. Keluhan tersebut dilontarkan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ketika berkomunikasi melalui pesan tertulis.

Hal itu lantaran perusahaan minyak raksasa Arab Saudi, Aramco, gagal negosiasi dengan Pertamina terkait valuasi kilang dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap, Jawa Tengah.

“Ini Bu Nicke, saya baru dikomplain sama MBS, komplain. Saya tanya, kenapa kalian belum investasi di Indonesia? Karena katanya, Aramco enggak masuk di kilang minyak (Indonesia),” ucapnya dalam Saratoga Investment Summit, Kamis (26/1/2023).

Karena alasan itu, Arab Saudi enggan menambah investasi di Indonesia. Luhut lantas meminta penjelasan langsung terkait hal tersebut kepada Dirut Pertamina.

Malah atas keluhan itu, mantan Menko Polhukam ini pun melaporkan langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Tadi saya juga lapor Presiden. Enggak bisa kita itu sekarang main-main. Any single data itu pasti akan kelihatan. Karena apa, karena semua digitalize,” kata Luhut.

Alasan Gagalnya Negosiasi dengan Saudi Aramco

Pada 2020 lalu, Nicke Widyawati mengungkapkan alasan pihaknya tak melanjutkan kerja sama dengan Saudi Aramco dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap, Jawa Tengah. Menurut dia, kerja sama tersebut batal akibat tak tercapainya titik temu mengenai valuasi kilang tersebut.

“Jadi permasalahannya dari perbedaan valuasi. Bagaimana valuasi menilai dari eksisting kilang Cilacap ini ada perbedaan harga 1,1 miliar dollar AS. Itu kalau dibandingkan dengan nilai buku, itu kan aset BUMN,” ujar Nicke saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (29/6/2020).

Nicke menjelaskan, pihaknya tak mungkin melanjutkan kerja sama tersebut karena angka yang ditawarkan Saudi Aramco pada saat itu, jauh di bawah valuasi yang ditetapkan perseroannya.

“Jadi itu tidak mungkin kita bisa lepas karena di bawah nilai buku yang angkanya sebesar itu tentu akan bahaya. Oleh karena itu kita sepakat untuk tidak sepakat. Jadi kita putus pisah baik-baik di akhir April,” jelas dia.

Proyek Kilang Minyak Pertamina yang Capai Rp 800-an Triliun

RDMP diyakini dapat meningkatkan kapasitas kilang Cilacap dari semula 348.000 barel per hari menjadi 400.00 barel per hari. Proyek yang ditargetkan rampung pada 2022 tersebut juga akan meningkatkan kualitas hasil produksi.

“Mungkin 2022 sudah bisa beroperasi biorefinery skala kecil di sana. Lalu perbaikan kualitas untuk penuhi standar euro 5 sambil kita cari strategic partner,” ucap Nicke.

Dikutip dari Harian Kompas, PT Pertamina (Persero) menggandeng sejumlah perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) untuk mempercepat pengerjaan megaproyek pembangunan kilang. Tingkat kandungan lokal pada proyek ini ditargetkan setidaknya 30 persen.

Pengembangan kapasitas kilang dilakukan di kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah. Lalu Balongan, Jawa Barat. Dumai di Riau, dan Balikpapan, Kaltim. Adapun dua kilang baru dibangun di Tuban, Jawa Timur, dan di Bontang, Kaltim. Total investasinya 65 miliar dollar AS atau setara Rp 890 triliun.

Kilang minyak Pertamina Cilacap menjadi kilang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 348.000 barel minyak per hari. Kilang Pertamina terbesar di Asia Tenggara sekaligus terbesar di Indonesia ini merupakan gabungan dua kilang minyak.

Kilang minyak I dibangun pada 1974 dengan kapasitas 100.000 barel minyak per hari. Namun untuk memenuhi permintaan bahan bakar dan minyak pelumas yang terus meningkat, kilang I ini menjalani proyek Debottlenecking sehingga kapasitas minyaknya menjadi 218.000 barel minyak per hari.

Rencana Investasi Arab Saudi ke RI yang Tertunda

Sebelumnya Luhut mengatakan, Arab Saudi tidak ingin kehilangan Indonesia sebagai mitra dan ingin berinvestasi lebih banyak di Tanah Air.

Luhut mengatakan bahwa Putera Mahkota Arab Saudi ini telah menyampaikan mau berinvestasi besar-besaran di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan kepada Menko Marves saat kunjungan kerja ke Arab Saudi dua bulan lalu. Luhut sendiri telah bertemu sebanyak dua kali dengan Putera Mahkota Arab Saudi dalam empat bulan terakhir.

“Dia bilang, Jenderal Luhut, satu yang saya minta. Dia bilang sama menteri-menterinya, pokoknya saya tidak mau kehilangan Indonesia seperti kita kehilangan Tiongkok tahun 80. Kami mau investasi besar di Indonesia,” katanya.

Dia menyebutkan bahwa Arab Saudi ingin berinvestasi di berbagai sektor yang sedang dikembangkan oleh Indonesia.

“Anda bikin apa saja saya ikut. Pokoknya saya mau masuk di Ibu Kota, saya masuk di mangrove, saya masuk di high tech, saya masuk di data center, dan seterusnya,” kata Luhut menirukan ucapan Mohammed Bin Salman.

Luhut bilang, hubungan Indonesia dengan Arab Saudi kini sangat baik hingga memberikan kuota haji tambahan untuk Indonesia.

Menurut Luhut, hal itu dilakukan oleh Arab Saudi karena melihat Indonesia sebagai suatu negara yang sedang tumbuh dan menjadi tempat investasi yang menjanjikan.

Selain itu, Arab Saudi menilai bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri dengan sumber daya yang dimilikinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!