Pemerintah perkuat sinergi pengendalian inflasi jelang Ramadhan

radarutama.com – Pemerintah memperkuat sinergi pengendalian inflasi menjelang Ramadhan di tengah manufaktur yang tetap ekspansi dan inflasi yang terkendali.

“Sinergi pengendalian inflasi terus diperkuat melalui berbagai kebijakan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP),” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Komitmen pemerintah untuk menjaga inflasi 2023 pada rentang sasaran 2-4 persen diperkuat dengan menjaga target inflasi pangan pada kisaran 3-5 persen, terutama pada masa Hari Besar Keagamaan dan Nasional.

Di samping itu, lanjut Febrio, pemerintah senantiasa melakukan komunikasi kebijakan untuk menjaga ekspektasi inflasi di masyarakat. Pemerintah bersama Bank Indonesia juga terus melakukan bauran kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk menjaga stabilitas harga nasional.

Di tengah gejolak ekonomi global, sektor manufaktur Indonesia konsisten berekspansi selama 18 bulan berturut-turut dan tercatat di level 51,2 pada Februari 2023. Resiliensi sektor manufaktur nasional didorong oleh permintaan dalam negeri yang tetap ekspansif.

Rantai pasokan juga mengalami perbaikan dari segi waktu pengiriman yang makin pendek karena kinerja logistik yang makin efisien. Selain itu, ekspansi sektor manufaktur ini juga mampu menyerap tenaga kerja dengan lebih baik

“Secara keseluruhan, sektor manufaktur Indonesia masih mempertahankan sentimen bisnis yang optimis namun tetap waspada terhadap dinamika perekonomian global,” ungkapnya.

Di sisi lain, ia menuturkan inflasi Februari 2023 masih terkendali di angka 5,47 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dari Januari 2023 sebesar 5,28 persen. Berdasarkan komponen, inflasi inti tercatat sebesar 3,09 persen (yoy) atau melambat dibandingkan inflasi inti bulan sebelumnya yang sebesar 3,27 persen.

Perlambatan inflasi inti terjadi di hampir seluruh kelompok barang non makanan dan jasa. Hal ini selaras dengan kebijakan suku bunga yang tidak mengalami perubahan di bulan Februari.

Sementara inflasi pangan bergejolak (volatile food) tercatat sebesar 7,62 persen (yoy) yang dipengaruhi faktor musiman dan cuaca ekstrem.

“Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan terutama harga beras, cabai dan bawang merah, pemerintah telah melakukan pengadaan impor dan operasi pasar,” ucap Febrio.

Di sisi inflasi harga diatur pemerintah (administered price), pada Februari 2023 berada di level 12,24 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2023 yang sebesar 12,28 persen, yang disebabkan penurunan tarif angkutan udara seiring harga avtur yang melemah dan masuknya low season.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!