6 Tanda Kita Mengabaikan Gejala Depresi

radarutama.com – Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling banyak dijumpai.

Namun tidak banyak yang menyadari gejalanya pada diri sendiri stereotip yang banyak berkembang sehingga mengaburkan kemampuan kita untuk mengenali masalah.

Kebayakan orang mengira depresi membuat seseorang terlihat sedih, memiliki energi rendah, dan umumnya berperilaku negatif.

Faktanya, banyak orang cenderung sangat pandai mengabaikan apa yang dirasakan dan memaksa dirinya merasa baik-baik saja bahkan ketika sebenarnya mengalami masalah mental.

Tanda kita sedang mengabaikan gejala depresi

Evan Parks, Psy.D., psikolog klinis dari Michigan State University College of Human Medicine mengatakan kebanyakan orang benar-benar tertarik untuk belajar tentang diri mereka sendiri namun angsung bersikap defensif jika ada tanda-tanda yang bermasalah.

“Pendekatan tidak menghakimi yang berfokus pada cara kerja pikiran akan membangun kepercayaan dengan orang yang ingin Anda bantu,” ujarnya.

Hal serupa juga berlaku ketika kita ingin membantu diri sendiri menghadapi masalah kesehatan mental seperti depresi.

Berikut adalah enam tanda kita mengalami depresi namun terjebak dalam siklus yang sulit dipatahkan.

Merasa terputus dari apa yang penting bagi kita

Kita memiliki orang, ide, dan aktivitas yang membuat hidup menjadi kaya dan bermakna namun sulit berfokus pada hal penting itu karena tekanan hidup terus membebani.

“Sayangnya, kesusahan kita mulai menarik perhatian kita, membuatnya semakin sulit untuk fokus pada hal yang penting,” kata Evan.

Ada kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan yang dimiliki

Tidak ada salahnya memiliki kesenjangan tersebut karena bisa membantu memberikan motivasi untuk tumbuh dan berkembang.

Namun kondisi ini juga bisa menyulitkan karena berbagai pikiran negatif yang bermunculan.

“Pikiran kita yang tidak membantu dapat memberi tahu kita bahwa kita mandek, bahwa hidup tidak akan berubah, dan bahwa penghalang yang kita hadapi adalah kesalahan kita sendiri,” ujar Evan.

Selalu memperlakukan pikiran, perasaan, dan sensasi fisik kita sebagai hal yang benar, valid, dan penting

Saat sedang stres , pikiran kita akan mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Sering kali, kita mendengarkan penjelasan tersebut seolah-olah itu benar dan tidak pernah mempertanyakan kesimpulannya.

Musalnya pikiran bahwa hidup semestinya berjalan adil sehingga jika tidak demikian maka kita berhak merasa sengsara dan menyalahkan diri sendiri.

Pikiran tersebut mungkin terasa masuk akal namun tidak membantu menangani gejala depresi yang terjadi.

Menghindari dan mengendalikan stres

Untuk menghindari stres dan beban pikiran berlebihan, kita mulai melarikan diri dengan berbagai cara.

Alternatif yang bisa ditempuh antara lain:

  • berdebat dengan pikiran dan mencoba meyakinkan diri sendiri dengan berpikir positif
  • mengalihkan perhatian dengan hiburan dan aktivitas tanpa pikiran seperti berbelanja, bermain game, atau berjudi
  • menenangkan diri dengan zat-zat seperti makanan, alkohol, obat-obatan, obat-obatan, atau tembakau
  • memilih untuk tidak melakukan sesuatu dan pergi ke berbagai tempat
  • melakukan tindakan menyakiti diri sendiri.

Mendapatkan kelegaan jangka pendek untuk segera merasakan pikiran yang lebih buruk

Kita menghindari stres dengan mengalihkannya dengan makan lebih banyak, maraton Netflix, seks, atau cara lain yang dianggap menyenangkan.

Namun setelahnya kita kembali sengsara tetapi dengan masalah tambahan baru akibat perilaku pengalih perhatian itu.

Misalnya menghabiskan waktu dan uang berlebihan, kesehatan yang memburuk atau hubungan sosial yang terganggu.

Percaya harus menyingkirkan stres sebelum move on

Kita berasumsi bahwa kebahagiaan adalah keadaan hidup yang normal dan berkelanjutan dan ada yang salah jika tidak merasa bahagia.

Kita juga berpikir harus bisa mengendalikan pikiran dan perasaan sebelum bisa lebih maju.

Pola pikir inilah yang membuat “siklus perjuangan” terus berputar karena kita mencoba untuk mengontrol dan menghindari pikiran dan perasaandengan cara yang hanya memperburuk keadaan, bukan lebih baik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!