Bisakah Anak Muda Kena Demensia? Berikut Penjelasannya

radarutama.com – Demensia tidak hanya dialami oleh orang dewasa berusia 65 tahun, namun bisa mempengaruhi mereka yang berusia 30 tahun meskipun kasus tersebut masih jarang terjadi.

Demensia pada orang yang lebih muda atau demensia onset muda (YOD) merupakan jenis demensia yang mempengaruhi mereka yang berusia di bawah 65 tahun. Biasanya penyakit tersebut dialami oleh mereka yang berusia 40-an dan 50-an.

Memiliki gangguan dalam rentang usia tersebut dapat menyebabkan tantangan unik dan signifikan bagi penyitasnya, terutama dalam hal keuangan, keluarga, dan karier mereka.

Dilansir Pikiran-rakyat.com dari Alzheimer’s Association, dari 5,8 juta orang Amerika dengan demensia Alzheimer, setidaknya ada sekitar 200.000 orang yang memiliki onset muda Alzheimer.

Selain itu, penelitian lebih lanjut menemukan bahwa prevalensi YOD yang distandarisasi usia adalah 119 per 100.000 pada orang berusia 30-64 tahun.

Meskipun memiliki jenis gangguan yang sama, namun gejala yang ditimbulkan antara penyitas demensia di usia muda dan penyitas demensia dengan usia dewasa akan sangat berbeda. Umumnya, demensia pada orang muda akan lebih sulit dikenali.

Dalam beberapa kasus, gejala demensia dapat muncul pada anak-anak dan bayi yang kemudian berkembang dengan cepat. Sedangkan pada kasus lain, gejala mungkin tidak muncul hingga masa pubertas.

Selain itu, karakteristik demensia antara orang muda dan orang tua juga memiliki perbedaan. Kondisi ini mempengaruhi daerah otak yang berbeda dan cenderung tidak mempengaruhi memori.

Berikut ini beberapa gejala awal dari demensia onset muda (YOD), yakni mengalami perubahan perilaku, agresi, penarikan sosial, disinhibition, hiperseksualitas, kurangnya empati, kesulitan penilaian dan perencanaan, serta gangguan komunikasi.

Kebanyakan anak-anak dan orang muda yang mengalami demensia onset muda disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan. Jenis demensia yang diwariskan pun terbilang langka, seperti neuronal ceroid lipofuscinoses dan penyakit batten, serta gangguan lisosom.

Seseorang dengan salah satu penyakit ini biasanya memiliki gejala selama masa kanak-kanak dan dapat menjadi cacat pada usia 20 tahun. Selain itu, demensia masa kanak-kanak juga dapat diakibatkan oleh kerusakan otak progresif.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!