15 PM Inggris Menjabat Selama 70 Tahun Ratu Elizabeth II Bertakhta

radarutama.com – Ratu Elizabeth II bertakhta sebagai Ratu Britania Raya dan 14 Negara Persemakmuran selama 70 tahun lamanya. Selama puluhan tahun Ratu Elizabeth bertakhta, sudah 15 Perdana Menteri (PM) Inggris menjabat.

“Perubahan telah menjadi konstan,” demikian kata Ratu Elizabeth kala berbicara kepada Parlemen selama Yubileum Emasnya pada tahun 2002.

70 tahun Ratu Elizabeth bertakhta, Inggris memang sudah berubah. Belasan PM Inggris berganti. Mulai dari Winston Churchill yang kala itu mundur karena kesehatannya yang menurun, hingga Boris Johnson yang dipaksa mundur oleh para koleganya.

Terakhir, pada Selasa (6/9), dua hari sebelum meninggal dunia, Ratu Elizabeth pun baru saja menunjuk PM Inggris ke-15-nya, Liz Truss. Liz Truss sebelumnya terpilih menjadi Pemimpin Partai Konservatif menggantikan Boris Johnson.

Berikut 15 PM Inggris yang menjabat selama Ratu Elizabeth bertakhta:

Ratu Elizabeth dinobatkan sebagai Ratu Britania Raya, di mana Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara menjadi bagiannya, pada 2 Juni 1953 lalu. Kala itu, Churcill sudah menjabat sebagai PM Inggris sebelum Ratu Elizabeth dinobatkan sebagai Ratu menggantikan sang ayah, George VI, yang meninggal dunia.

Pada tahun 1955, Churcill mengundurkan diri. Churcill terpaksa mengundurkan diri lantaran kesehatannya yang menurun.

Anthony Eden kemudian dipilih menggantikan Winston Churcill. Krisis Suez menjadi titik awal jatuhnya Eden. Konspirasinya untuk merebut kembali Terusan Suez yang dinasionalisasi Pemerintah Mesir membuatnya dihujani kritik dari negara lain dan PBB. Ada banyak spekulasi pada saat itu tentang seberapa banyak dia menceritakan kepada ratu tentang rencana untuk merebut kembali kanal.

Kritik yang terus menerus membuat Eden mengundurkan diri dari jabatan PM pada tahun 1957.

Setelah Anthony Eden mengundurkan diri, Harold MacMillan mengambil sumpah menjadi PM Inggris berikutnya. Kala itu, MacMillan memiliki tanggung jawab besar untuk membawa Inggris keluar dari krisis. Sukses melakukan pekerjaan itu, pada pemilihan umum 1959, MacMillan berhasil mempertahankan keunggulannya.

Pemimpin Partai Konservatif, Alec Douglas, menjadi PM Inggris tersingkat Ratu Elizabeth. Dia menjabat sebagai PM Inggris selama 363 hari. Alec Douglas merupakan PM kedua di abad ke-20 yang menjabat untuk waktu yang singkat di Inggris.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video ‘Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia’:

Pada pemilihan selanjutnya, Pemimpin Partai Buruh Harold Wilson memenangkan kontestasi. Dia menjadi PM Inggris kelima di masa Ratu Elizabeth II berkuasa. Wilson menjadi PM dari Partai Buruh pertama Ratu Elizabeth II.

Di bawah kepemimpinan Wilson, sejumlah undang-undang penting terkait perceraian, aborsi, homoseksualitas, dan penghapusan hukuman mati, diterbitkan.

Wilson kembali menjabat sebagai PM Inggris pada 1974 hingga akhirnya tiba-tiba mengundurkan diri pada 1976.

Ben Pimlott dalam bukunya “The Queen: Elizabeth II and the Monarchy,” Ben Pimlott menulis bahwa Wilson “berperilaku terhadap ratu – secara tak terduga – sebagai seorang yang setara, dan berbicara seolah-olah Ratu adalah anggota Kabinetnya.”

Edward Heath dari Partai Konservatif menjadi PM Inggris keenam Ratu Elizabeth. Heath dikenal karena usahanya untuk membuat reformasi industri dan ekonomi. Pada tahun 1971, pemerintahannya mengesahkan Undang-Undang Hubungan Industrial, yang menyebabkan pergolakan besar di negara itu. Ini menyebabkan pemogokan penambang pada tahun 1972 dan 1974. Dalam pemilihan berikutnya pada tahun 1974, ia digantikan oleh Harold Wilson selama dua tahun.

Pemimpin partai buruh, James Callaghan masih menjadi satu-satunya PM Inggris yang telah menangani keempat jabatan utama negara: Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri dan Perdana Menteri.

Callaghan disebut menjalin hubungan baik dengan sang ratu, yang katanya “mampu melihat sisi kehidupan yang lucu.” Callaghan menyebut Ratu Elizabeth sebagai pendengar yang baik.

Margaret Thatcher dikenal sebagai ‘Iron Lady’. Dia menjadi PM Inggris perempuan pertama di masa kekuasaan Ratu Elizabeth II. Dia juga menjadi PM terlama dengan masa jabatan 11 tahun sebelum akhirnya didepak koleganya.

Setelah Thatcher mengundurkan diri, Ratu Elizabeth II memberikannya penghargaan Order of the Merit, salah satu penghargaan tertinggi di Inggris.

Pemimpin Partai Konservatif John Major menjabat sebagai perdana menteri berikutnya setelah Margaret Thatcher. Ekonomi Inggris berkembang terus selama masa jabatannya. Dia juga menyaksikan inisiasi Proses Perdamaian Irlandia Utara selama masa jabatannya.

Major merupakan perdana menteri pertama yang lebih muda dari Ratu Elizabeth.

Tony Blair dari Partai Buruh adalah perdana menteri terlama yang melihat penyelesaian proses perdamaian Irlandia Utara. Pada tahun 2006, perang Israel-Lebanon menyebabkan pemberontakan besar Partai Buruh melawan Tony Blair. Dia mengundurkan diri pada 2007 dari jabatan PM Inggris.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Posisi PM Inggris kemudian diisi Gordon Brown dari Partai Buruh. Beberapa peristiwa utama pada masa jabatannya termasuk pembentukan Undang-Undang Perubahan Iklim pertama di dunia yang diperkenalkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menyelamatkan planet ini dari pemanasan global. Brown juga melihat devolusi kekuasaan di Irlandia Utara dan pemindahan pasukan dari Irak.

Dalam bukunya, “My Life, Our Times,” Gordon Brown menggambarkan audiensi pertamanya dengan sang ratu. Ia mengatakan bahwa mereka memiliki “percakapan yang menyenangkan dan bisnis tentang pekerjaan yang ada di depan.”

Pada tahun 2010, kursi PM Inggris kembali diduduki Partai Konservatif. David Cameron menjadi PM Inggris ke-12 Ratu Elizabeth II.

Cameron merupakan kerabat jauh Ratu Elizabeth II. Pada 2014, Cameron mendapat kritik ketika tak sengaja mengungkapkan percakapan pribadi tentang referendum kemerdekaan Skotlandia 2014.

Saat itu, dia yang masih mengenakan mikrofon tertangkap kamera televisi berbicara dengan Wali Kota New York Mike Bloomberg tentang hasil pemungutan suara.

“Definisi lega adalah menjadi perdana menteri Inggris dan menelepon ratu dan mengatakan ‘Tidak apa-apa, tidak apa-apa’,” katanya kala itu.

Cameron kemudian meminta maaf secara terbuka – mengatakan kepada BBC bahwa dia merasa “sangat menyesal dan sangat malu”.

Theresa May menjadi PM Inggris perempuan kedua Ratu Elizabeth II. Theresa May menjadi PM Inggris lainnya yang mengambil langkah signifikan menuju pelestarian lingkungan dan mengurangi pemanasan global. Dia juga mendirikan Audit Disparitas Ras pertama di Inggris untuk mengungkap diskriminasi rasial dalam layanan publik.

Boris Johnson menjadi PM Inggris ke-14 Ratu Elizabeth. Johnson menjabat sebagai PM usai Theresa May mengundurkan diri pada 2019. Dia mendapatkan popularitas setelah menyelesaikan proses Brexit.

Namun, selama masa jabatannya inflasi di negara itu tumbuh tajam. Dia juga dikritik habis-habisan karena melanggar aturan selama lockdown COVID. Setelah mengambil langkah signifikan untuk mengendalikan inflasi, pemerintahannya dikritik karena menaikkan pajak.

Johnson kemudian mengundurkan diri sebagai PM Inggris setelah serangkaian pengunduran diri datang dari menteri kabinet senior seperti Rishi Sunak dan pejabat lainnya.

Usai pengunduran diri Boris Johnson, Liz Truss terpilih sebagai Pemimpin Partai Konservatif. Hal itu pun menjadikan dia sebagai PM Inggris baru.

Truss resmi menjabat sebagai PM Inggris usai bertemu Ratu Elizabeth pada Selasa (6/9) lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!