radarutama.com – Britcoin , nama beken dari rencana uang digital Inggris, semakin mendekati kenyataan.
Otoritas Inggris pada hari Senin (6/2/2023) mengatakan bisnis dan konsumen Inggris cenderung membutuhkan versi digital dari poundsterling, mata uang Inggris
Mereka secara resmi meminta komentar publik tentang gagasan memperkenalkan mata uang digital dari bank sentral.
Seperti dilansir dari Associated Press, Inggris, rumah bagi pusat keuangan terbesar kedua di dunia, tertinggal dari bekas koloninya seperti Nigeria, Bahama, dan Jamaika dalam meluncurkan mata uang digital.
Lebih dari 80 persen bank sentral dunia sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan mata uang digital atau telah melakukannya, menurut konsultan PwC.
“Sementara uang tunai akan tetap ada, pounds digital yang dikeluarkan dan didukung oleh Bank of England bisa menjadi cara baru untuk membayar yang tepercaya, dapat diakses, dan mudah digunakan,” kata kepala Kementerian Keuangan Inggris Jeremy Hunt.
“Itulah mengapa kami ingin menyelidiki apa yang mungkin terlebih dahulu, sambil selalu memastikan bahwa kami melindungi stabilitas keuangan,” tambahnya.
Seruan untuk masukan publik datang hampir dua tahun setelah Kementerian Keuangan dan Bank of England mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan mata uang digital.
Perdana Menteri Rishi Sunak menyarankan penamaan inisiatif “Britcoin” ketika dia menjadi kepala Kementerian Keuangan.
Meski begitu, Bank of England telah menekankan bahwa mata uang potensial tidak boleh disamakan dengan cryptocurrency seperti Bitcoin.
Didukung oleh bank sentral, mata uang baru ini nantinya akan dapat diandalkan dan mempertahankan nilainya dari waktu ke waktu, berbeda dengan cryptocurrency yang dapat berfluktuasi dengan liar dan mengancam kepemilikan investor.
Industri crypto sangat tidak stabil dalam beberapa bulan terakhir, meningkatkan seruan untuk regulasi yang lebih besar.
Crypto crash tahun lalu menghabiskan aset, sementara crypto exchange FTX runtuh dan kebangkrutan bernilai miliaran dollar AS pada bulan November memicu tuduhan penipuan terhadap pendiri Sam Bankman-Fried.
Mata uang digital yang diusulkan akan didenominasi dalam pounds, dengan 10 pounds mata uang digital selalu sama dengan uang kertas 10 pounds, kata bank tersebut.
Diatur dalam dompet digital, mata uang tersebut dapat digunakan untuk membayar barang dan jasa secara elektronik.
Pendukung mata uang digital bank sentral mengatakan mereka membuat transaksi digital lebih mudah dan lebih murah serta memperluas akses ke sistem keuangan karena dapat digunakan oleh orang yang tidak memiliki rekening bank.
Ini adalah salah satu alasan Bahama menjadi negara pertama yang memperkenalkan mata uang digital pada tahun 2020.
Nigeria dan Jamaika telah mengikutinya, dengan China dan lebih dari 20 negara lain menjalankan proyek uji coba.
AS dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan mata uang digital.
Tetapi mata uang digital juga menghadirkan risiko, termasuk serangan dunia maya, masalah privasi, dan bahaya penggunaannya oleh penjahat.
Karena uang yang diinvestasikan dalam mata uang digital bank sentral lebih aman daripada deposito bank, mereka juga dapat menarik tabungan dari bank komersial dan melemahkan sistem keuangan, kata para kritikus.
“Pounds digital memiliki risiko tetapi tidak ada manfaat yang jelas,” kata mantan Gubernur Bank of England Mervyn King, yang sekarang menjadi anggota House of Lords.
“Sementara mata uang digital semacam itu mungkin berguna di negara-negara yang tidak memiliki sistem perbankan yang efektif, tidak demikian halnya di Inggris,” katanya.
Pemerintah menurutnya ingin Inggris menjadi yang terdepan dalam inovasi, aset crypto, dan fintech.
“Tetapi kami harus selektif dan tidak didorong oleh antusiasme yang salah tempat untuk semua hal tentang crypto,” kata King.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.