Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe Diwarnai Aksi Protes Warga Jepang

radarutama.com – Pemakaman kenegaraan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe diwarnai aksi protes. Para demonstran yang berkumpul di luar Nippon Budokan Hall, Tokyo, yang menjadi lokasi pemakaman kenegaraan Abe , membawa poster bertuliskan slogan-slogan yang mengecam pemakaman kenegaraan itu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (27/9/2022), unjuk rasa berlangsung di luar gedung Nippon Budokan Hall, saat seremoni yang khidmat berlangsung di dalam pada Selasa (27/9) waktu setempat. Ribuan orang, termasuk ratusan tamu asing, hadir dalam seremoni pemakaman kenegaraan itu.

“Hentikan pemakaman kenegaraan fasis,” demikian bunyi salah satu poster yang dibawa demonstran.

Unjuk rasa serupa juga digelar di luar gedung parlemen Jepang, di mana ribuan orang yang kebanyakan aktivis berusia lanjut menggunakan pengeras suara untuk mengkritik pemakaman kenegaraan Abe, rekam jejak Abe dan pemerintah Jepang.

“Saya mendapati tidak bisa dimaafkan bahwa sejumlah besar uang wajib pajak digunakan,” ucap seorang pembuat film lepas, Kanako Harada, kepada AFP.

“Tidak ada hal yang dia lakukan yang membuat saya kagum. Penting bagi kami untuk memperjelas setidaknya ada orang-orang yang menentang ini,” imbuhnya.

Diketahui bahwa pemerintah Jepang menghabiskan biaya sebesar 1,65 miliar Yen (Rp 173 miliar) untuk pemakaman kenegaraan Abe ini, yang mencakup 800 juta Yen (Rp 83,9 miliar) untuk keamanan dan 600 juta Yen (Rp 62,9 miliar) untuk menjamu delegasi asing.

Pemakaman kenegaraan Abe telah sejak lama diprotes publik Jepang, yang menilai pemakaman dengan uang wajib pajak ini tidak perlu digelar di tengah kesulitan ekonomi.

Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida dalam penjelasannya menyebut pemakaman kenegaraan itu menjadi cara untuk menghormati pencapaian Abe sebagai PM terlama Jepang.

Dalam aksi protes yang sama, Chihei Karasawa yang penduduk Tokyo, menyinggung skandal Gereja Unifikasi yang menyeret mendiang Abe dan biaya pemakaman kenegaraan yang besar.

“Pemakaman pribadi untuk keluarga sudah digelar untuknya, jadi mengapa harus berkabung untuknya sebagai sebuah bangsa, ketika ada begitu banyak pertentangan dan biayanya begitu besar?” tanya Karasawa kepada AFP.

“Uang wajib pajak seharusnya digunakan untuk rakyat,” tegasnya.

Ketika momen mengheningkan cipta digelar di dalam Nippon Budokan Hall, para demonstran yang ada di luar gedung meneriakkan penolakan. “Jangan paksakan mengheningkan cipta pada kami! Batalkan pemakaman kenegaraan! Kembalikan demokrasi,” teriak para demonstran itu.

Diketahui bahwa Abe ditembak mati seorang pria yang marah pada Gereja Unifikasi, yang juga mengungkap keterkaitan antara Partai Demokratik Liberal (LDP) yang menaungi Abe dengan gereja yang kontroversial itu. Tersangka pembunuhan Abe menyebut gereja itu membuat ibunya bangkrut dan dia merasa Abe mendukung gereja itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!