Lobi Internasional ala Johnny G Plate, Anak Manggarai-Flores

radarutama.com – Museum Nasional Seni Kontemporer, Bukares, Rumania, Rabu (28/9/2022) malam pecah. Puluhan anggota delegasi negara sahabat yang menghadiri acara Indonesia Night bernuansa budaya Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), ikut berjoget goyang Maumere .

Delegasi lelaki menggunakan topi khas Rote Ti’i Langga, sementara delegasi perempuan berikat Bula Molik yang juga khas Rote di kepalanya. Semua yang hadir di ruangan berkalung selendang tenun dari beragam tempat di Flores.

Goyang Maumere atau Tari Maumere adalah tarian modern untuk lagu ” Gemu Fa Mi Re ” asal Maumere,NTT. Lagu yang diciptakan Frans Cornelis Dian Bunda (Nyong Franco) pada 2011 tersebut mulai terkenal sejak 2012.

Di atas panggung, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dengan topi Ti’i Langga yang menjulang di atas kepalanya memimpin tarian modern khas Flores itu.

Putar ke kiri e

Nona manis putarlah ke kiri ke kiri ke kiri

Ke kiri dan ke kiri ke kiri ke kiri ke kiri manis e

Sekarang kanan e

Nona manis putarlah ke kanan ke kanan ke kanan

Ke kanan dan ke kanan ke kanan ke kanan ke kanan manis e

One moreeee..one more…,” seruan membahana di dalam ruangan begitu lagu usai.

“Gemu Fa Mi Re” pun kembali mengalun. Tariiik lagi maaang…

“Pecaaah ini,” celetuk seorang staf KBRI Rumania.

“Biasanya acara diplomatik itu formal. Para pejabatnya jaim-jaim. Malam ini pecaaah,” kata dia.

Indonesia tidak sedang menggelar pesta di Rumania. Ini adalah bagian dari rangkaian acara konferensi berkuasa penuh International Telecommunication Union (ITU) 2022 di Bukares, Rumania.

Malam itu delegasi Indonesia yang dimpin Johnny sedang menggalang dukungan demi terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota dewan ITU. Indonesia juga menggalang dukungan untuk Meiditomo Sutyarjoko sebagai anggota Radio Regulation Board (RGB).

Indonesia punya kepentingan besar dengan dua agenda itu. Sebagai anggota dewan, Indonesia bisa terlibat dalam segala aktivitas pengambil kebijakan di ITU karena menyangkut berbagai kepentingan regulasi teknologi informasi dan komunikasi di dalam negeri.

Sementara, di RRB Indonesia perlu memiliki perwakilan untuk memperjuangkan slot orbit satelit. Indonesia saat ini sedang agresif mengembangkan satelit berkapasitas besar untuk memberikan layanan internet di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

“Saingan kita di RRB berat, India. Lobi-lobi mereka sangat agresif,” kata salah seorang anggota delegasi Indonesia.

“Tapi acara mereka malam ini sepi. Yang datang sedikit. Acara mereka cuma sambutan-sambutan terus jamuan makan malam formal,” kata salah seorang staf KBRI menimpali.

Hanya ada tiga kursi untuk posisi di RRB. Arab Saudi dan China adalah kandidat yang sangat kuat. Dua kursi dipastikan diambil dua negara itu. Sementara, satu kursi diperebutkan Indonesia dan India.

Inilah lobi ala Johnny. Ia tidak hanya hadir sebagai pejabat resmi Indonesia, tapi membawa seluruh latar belakang budaya dirinya sebagai orang Flores.

Johnny anak Manggarai. Ia lahir di Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Manggarai, Flores, NTT, 10 September 1956. Malam itu ia membawa budaya Flores sebagai senjata lobinya untuk menyentuh sisi afektif para delegasi negara sahabat.

Dalam lobi-lobi, sentuhan afektif punya peran penting selain sentuhan kognitif yang rasional.

Pada layar besar di atas panggung, terpampang gambar komodo yang berganti-ganti dengan gambar peta NTT dengan tulisan “Vote Indonesia for ITU Council ITU PP-2022 Bucharest”. Komodo adalah hewan endemik Indonesia. Hanya ada di Pulau Komodo, NTT.

“Saya melihat ada tanda-tanda baik. Dukungan semakin kuat. Mudah-mudahan nanti pada saat pemilihan itu bisa berhasil,” kata Johnny.

Acara malam itu juga dihadiri Sekjen ITU, Houlin Zhao. Dalam sambutannya, Zhao menyampaikan dukungan kepada Indonesia sebagai calon anggota dewan, juga kepada Meiditomo sebagai calon anggota RRB.

“Itu dukungan yang sangat kuat dari seorang Sekjen ITU kepada kita,” kata Johny.

Ia menjelaskan budaya Flores, khususnya Rote, sengaja dibawa karena keunikannya. Ada kekhasan yang mudah diingat.

“Kenapa Rote, karena ini unik. Kita tentu memilih yang mudah diingat dan membuat kenangan tersendiri. Topi Rote itu mudah digunakan dan membuat malam ini kita lihat antusiasme yang tinggi,” ujar Johnny.

Lobi Johnny di Portugal

Sebelum ke Rumania, Johnny lebih dulu mengunjungi Portugal. Dia bertemu Sekretaris Negara bidang Digitalisasi dan Modernisasi Administrasi Portugal, Mario Campolargo, di Lisbon, Jumat (23/9/2022).

Di Portugal Johnny menjajaki kemungkinan Indonesia menggunakan jaringan kabel serat optik Portugal yang melintasi samudra Atlantik menuju daratan Amerika Serikat (AS). Jalur ini membuat koneksi internet Indonesia menuju Amerika lebih dekat sehingga lebih efisien dari sisi biaya.

Posisi geografis Portugal memang menguntungkan. Berada di ujung barat Eropa, Portugal berbatasan langsung dengan daratan Afrika dan Mediterania. Portugal juga berada di tepi Samudra Atlantik yang berseberangan langsung dengan daratan Amerika.

Malamnya, Johnny menghadiri resepsi HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lisbon, Portugal. Resepsi kenegaraan sengaja digelar September karena di bulan Agustus masyarakat Portugal libur musim panas selama sebulan.

Sejumlah pejabat negara Portugal yang hadir antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi Portugal, Joao Pedro Barrosa Caupers, Menteri Bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tertinggi, Elvira Beruntung, serta Duta Besar Republik Indonesia untuk Portugal, Rudy Alfonso sebagai tuan rumah.

Bukan kebetulan jika Portugal memiliki koneksi historis dengan tanah Flores. Flores adalah sebuah pulau seluas 14.300 di bawah administrasi Provinsi NTT, Indonesia.

Nama Flores diambil dari bahasa Portugis, yang berarti tanjung bunga. Nama ini secara resmi dipakai sejak 1636 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Hendrik Brouwer. Nama asli Flores adalah Nusa Nipa, yang artinya Pulau Ular.

Suku-suku di Flores merupakan perpaduan antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Johnny paham betul bagiamana menggunakannya.

Di hadapan para pejabat Portugal ia bercerita, sejarah hubungan Indonesia dan Portugal dapat ditelusuri dari kisah penjelajah Portugis, Alfonso de Albuquerque, yang tiba di Kepulauan Nusantara untuk mencari rempah-rempah pada tahun 1511.

Sejak saat itu, banyak peninggalan budaya Portugis yang dapat ditemukan dalam berbagai aktivitas keseharian masyarakat Indonesia, seperti musik, praktik keagamaan, dan arsitektur bangunan bersejarah.

“Di Larantuka, Flores Timur, pulau tempat saya dilahirkan, selama 500 tahun masyarakat setempat mengenal tradisi keagamaan Semana Santa yang identik dengan tradisi keagamaan Portugis,” tutur Johnny.

Semana Santa adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat katolik di Larantuka. Semana Santa berasal dari bahasa Portugis. Semana berarti “pekan” atau “minggu”. Santa berarti “suci”.

Semana Santa artinya pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga perayaan Minggu Paskah. Semana Santa merupakan ikon Flores Timur dan menjadi daya tarik tarik wisata Indonesia.

“Sebagai tradisi tahunan yang digelar menjelang perayaan Paskah, Semana Santa menjadi momentum penting bagi masyarakat Larantuka untuk berkumpul, dan menjadi salah satu destinasi wisata religi penting di Indonesia,” cerita dia.

Tak hanya itu, Johnny juga menyampaikan soal banyaknya klan di Flores yang menggunakan nama-nama Portugis seperti Da Gama, Da Silva, Da Gomez, Da Cunha, Da Lopez, Da Costa, Da Rato, Fernandez, Carwayu (Carvalho), Rodriquez.

“Belum lagi nama keluarga saya dari pihak ibu yaitu Parera, dan nama panggilan lainnya yaitu Don, Ximenes, Soares, Alvares, Tavares, Pedro, Jasinta, Maria, Jose, dan lain sebagainya, di Nusa Tenggara Timur, Indonesia, khususnya di Flores dan Kepulauan Timor,” jelasnya.

“Ini adalah aset yang sangat penting dalam hubungan bilateral Indonesia dan Portugal di masa depan,” ujar dia.

Kita menunggu, semoga lobi-lobi internasional ala Johnny G Plate, putra Manggarai, Flores, ini membawa hasil yang menggembirakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!