Travel  

Mampir ke Warung Sate Tertua di Ponorogo, Langganan Para Presiden

radarutama.com – Jalan-jalan ke Ponorogo, belum lengkap bila tak mampir ke Sate Ayam H. Tukri Sobikun. Warung sate ini legendaris, favoritnya para pejabat.

Sate Ayam H. Tukri Sobikun (atau dikenal sebagai Sate Tukri Sobikun) dikenal sebagai warung sate tertua di Ponorogo. Sate Tukri Sobikun sudah eksis sejak tahun 1965, mulai dari dijual di pinggir jalan hingga saat ini di rumah makan yang terletak di Jalan Lawu Gang Sate nomor 43K.

detikcom sempat singgah di Sate Tukri dan bertemu dengan pemilik warung tersebut yang bernama H. Suroto. Suroto merupakan generasi ketiga yang menjual sate tersebut.

Suroto bercerita, Sobikun merupakan orang pertama yang menjual sate ini tahun 1965. Kala itu, Sobikun yang merupakan kakek Suroto menjual sate menggunakan gerobak yang dipikul.

“Dulu riwayatnya masih dijual di pinggir jalan. Masih pakai pikulan. Berangkat mikul, pulang mikul. Jualannya di pinggir Jalan Ahmad Dahlan mulai tahun 65,” dia mengisahkan.

Kemudian pada tahun 1970-an, sate ini mulai dijual H. Tukri. Tukri adalah ayah dari Suroto.

“Jadi dari semua anak Pak Sobikun, yang menekuni hanya Pak Tukri. Setelah Bapak tidak ada (meninggal), saya yang meneruskan,” ujarnya.

Di tangan Suroto, terjadi perkembangan besar dari sate tersebut. Sate Ayam H. Tukri Sobikun ini kemudian dijual di warung yang sekarang ramai dikunjungi wisatawan luar kota.

“Saya mulai tahun 2003, saya merintis dari depot kecil yang luasnya hanya 4 meter persegi. Terus kok banyak pengunjung, akhirnya saya perluas ke utara, lalu ke selatan, sampai di luar itu. Alhamdullilah dapat barokah dari pengunjung, akhirnya selebar ini,” kata dia.

Sate favoritnya para pejabat

Nama Sate Ayam H. Tukri Sobikun begitu masyur hingga terdengar ke telinga para petinggi negara. Bila traveler datang ke warungnya, akan terpampang foto-foto orang terkenal yang sudah mampir ke sana. Termasuk juga Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

“Orang nomor 1 di Indonesia yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono itu 3 kali ke sini. Sebelum jadi presiden dan sesudah jadi presiden. Terus Pak Jokowi, itu juga ke sini 2 kali. Mau 3 kali tapi nggak jadi. Itu sebelum jadi presiden dan setelah jadi presiden,” katanya.

“Dan untuk menteri-menteri juga sering ke sini. Dulu Pak Aburizal Bakrie dan kawan-kawannya. Terus kalau ada event di Ponorogo, artis-artis itu datang ke sini. Termasuk Limbad juga makan di sini,” ia memaparkan.

Wajar saja sate ini banyak diburu pelancong karena cita rasa dan bentuknya yang berbeda dibandingkan jenis sate lainnya. Perbedaan mencolok dapat dilihat dari bentuk sate yang dagingnya besar-besar. Suroto jelas tidak pelit dalam memberikan daging ayam untuk pelanggan.

“Ciri khasnya, (ukuran sate) besar-besar banget karena favoritnya itu VVIP. Kalau sate Ponorogo lain seperti Purbosuman dan Setono, itu satenya kecil-kecil,” katanya.

“Terus cara menusuknya lain. Kalau di sana dicampur, kalau saya itu dada sendiri, kulit sendiri, jeroan sendiri. Akhirnya saat disajikan dicampur jadi satu. Irisannya juga lain dari pada yang lain. Bentuknya panjang-panjang,” imbuhnya.

Selain itu, bumbu yang digunakan untuk daging ayam juga khas. Bumbu yang paling mencolok adalah gula merah dan bawang putih.

“Bumbunya rempah-rempah. Anti bumbu masak. Sama sekali tidak ada bahan pengawet. Jadi sate saya pengawetnya hanya gula dan garam,” ujarnya.

Sate dibakar sebanyak dua kali. Pertama, sate dibakar setengah matang. Kemudian dicelupkan ke bumbu gula merah dan bawang putih.

Setelah itu, sate dibakar untuk kedua kalinya. Jika sudah, sate akan disajikan dengan bumbu kacang.

Untuk harga sate ini dibanderol Rp 39 ribu. Dalam satu porsi Sate Ayam H. Tukri Sobikun, traveler akan mendapatkan 10 tusuk sate ukuran jumbo dan irisan lontong. Warung sate ini buka setiap hari mulai pukul 04.00 – 20.00 WIB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!