Pagi Ini IHSG Dibuka Melempem, 140 Saham Nyangkut di Area Negatif

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi terpantau melemah seiring minimnya sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri. Investor harus berhati-hati karena belum ada sinyal yang memicu indeks terus pamer kekuatan di hari ini.
 
IHSG Kamis, 1 September 2022, perdagangan pagi dibuka melemah ke level 7.166 dengan posisi tertinggi di 7.170 dan terendah di 7.144. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 1,7 miliar lembar saham senilai Rp532 miliar. Sebanyak 191 saham menguat, sebanyak 140 saham tertekan, dan sebanyak 222 saham stagnan.
 

Sementara itu, Samuel Research Team memperkirakan IHSG bergerak melemah pada hari ini. Para investor harus berhati-hati dan bijak dalam berinvestasi di pasar saham agar memaksimalkan keuntungan dan di sisi lain bisa menekan sedemikian rupa risiko kerugian.







Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?




Terjadi penambahan 4.563 kasus baru covid-19 kemarin dengan positivity rate sebesar 10.8 persen (recovery rate: 96,7 persen, kasus aktif: 45.208). Pagi ini pasar regional dibuka melemah dengan Kospi turun 1,2 persen dan Nikkei minus 1,0 persen.

“Dengan sentimen dari bursa global dan regional, hari ini IHSG kami perkirakan akan bergerak melemah,” kata Samuel Research Team.
 

Di sisi lain, tiga indeks utama Wall Street bergerak turun pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), mencatat penurunan empat hari berturut-turut. Sejauh ini, Pemerintah Amerika Serikat dan The Fed terus memerangi lonjakan inflasi karena bisa memengaruhi perekonomian.
 

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 280,44 poin atau 0,88 persen menjadi 31.510,43. Sedangkan S&P 500 turun 31,16 poin atau 0,78 persen menjadi 3.955,00. Indeks Komposit Nasdaq turun 66,94 poin atau 0,56 persen menjadi 11.816,20.
 

Sebanyak 10 dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir merah, dengan bahan dan konsumen masing-masing turun 1,21 persen dan 1,05 persen, memimpin penurunan. Kelompok layanan komunikasi secara kasar ditutup datar. Pelemahan pasar baru-baru ini datang karena investor menimbang laju inflasi, suku bunga, dan ekonomi.
 

Pejabat Federal Reserve AS terus menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pengetatan kebijakan, bahkan jika itu akan merusak ekonomi.
 

“Setelah pidato Jackson Hole dari Ketua Fed Jerome Powell minggu lalu, di mana dia berkomitmen untuk secara paksa bekerja untuk memerangi inflasi, dan mengakui itu kemungkinan akan membawa rasa sakit bagi rumah tangga dan bisnis,” kata Wakil Presiden Eksekutif Zacks Investment Research Kevin Matras.
 

“Pasar bertanya-tanya seberapa tinggi suku bunga akan diperlukan untuk menurunkan inflasi,” pungkasnya.

 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!