Hindari isi daya ponsel Android hingga 100%

Jika ingin memperpanjang masa pakai baterai dan menghentikan degradasi lebih lanjut, Anda mungkin harus mengurangi kebiasaan mengisi daya ponsel hingga penuh.

Survei mengatakan masa pakai baterai adalah hal utama yang dipertimbangkan pengguna Android sebelum membeli smartphone. Masa pakai baterai yang baik, dapat meningkatkan fungsionalitas smartphone itu sendiri dan memberikan pengalaman yang lebih baik pula kepada pengguna.

Menurut survei USA Today, pengguna Android memilih masa pakai baterai sebagai faktor paling umum yang membuat mereka tertarik untuk membeli smartphone baru. Terlepas dari spesifikasi kapasitas baterai smartphone itu sendiri, Anda juga harus tahu bahwa siklus pengisian daya juga dapat memengaruhi masa pakai baterai ponsel.

Dikutip dari SlashGear (18/7), masa pakai baterai smartphone bergantung pada siklus pengisian daya atau berapa kali baterai mengisi daya dari 0 hingga 100%. Semakin banyak siklus pengisian penuh yang dialami ponsel, semakin cepat baterai akan terdegredasi.

Baterai smartphone tidak bertahan selamanya

Sebagian besar baterai lithium-ion memiliki antara 400-500 siklus pengisian sebelum pengguna perlu menggantinya dengan ponsel baru. Artinya, jika ingin memperpanjang masa pakai baterai dan menghentikan degradasi lebih lanjut, Anda mungkin harus mengurangi kebiasaan mengisi daya ponsel hingga penuh atau 100%.

Pabrikan Android seperti Samsung menyatakan bahwa pengguna harus selalu mengisi daya baterai perangkat mereka hingga 50% atau lebih. Beberapa ponsel Samsung yang lebih baru memiliki fitur yang membatasi pengisian hingga 85% kapasitas penuh.

Kebiasaan seperti membiarkan ponsel terisi daya semalaman juga dapat mengancam kesehatan baterai ponsel. Untuk itu, segera cabut pengisi daya jika baterai sudah terisi. 

Meski sebagian besar pengisi daya modern bermerek kini memiliki kemampuan untuk mendeteksi saat baterai ponsell sudah penuh, namun tidak semua perangkat Android memilikinya. Jika Anda menggunakan kabel tanpa merek atau bahkan kabel yang sudah sedikit rusak, ini dapat menyebabkan masalah besar bagi baterai smartphone.

Faktor lain yang dapat memengaruhi masa pakai baterai adalah suhu panas. Panas adalah efek samping yang tak terhindarkan dari proses mengisi daya. Kendati demikian, mengelola kondisi termal perangkat dapat meningkatkan kecepatan pengisian daya dan kesehatan baterai secara keseluruhan.

Menurut PCMag, suhu wajar ketika smartphone mengisi daya adalah 0-35 derajat Celcius. Namun, kebanyakan smartphone tidak memiliki kipas seperti PC. Ponsel mengandalkan pendinginan pasif untuk menurunkan suhunya.

Jika terlalu panas saat dicolokka, ponsel akan secara otomatis menurunkan tingkat pengisian daya untuk menghindari penumpukan panas dan potensi kerusakan baterai. Tetapi, ini bukan proses instan. Untuk itu, pengguna Android disarankan agar mengisi daya ketika ponsel dalam kondisi ideal, yakni 15 derajat Celcius.


Artikel ini bersumber dari www.tek.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!