Kisah Penyelamatan Dramatis Korban Gempa Dahsyat di Turki dan Suriah

radarutama.com – Dua bocah Suriah terjepit di antara puing bangunan yang ambruk akibat gempa bumi Magnitudo 7,8 yang mengguncang awal pekan ini. Proses evakuasi dua bocah tersebut berlangsung dramatis.

Di tengah momen memilukan itu, salah satu bocah yang berusia lebih tua tampak melindungi adiknya dari bongkahan bangunan yang menimpa tubuh mungil keduanya.

Seperti dilansir CNN, Rabu (8/2/2023), kedua bocah itu berhasil diselamatkan setelah lebih dari 36 jam tertimpa reruntuhan bangunan tempat tinggal mereka yang ambruk akibat gempa . Orang tua kedua bocah itu dan satu lagi saudara mereka juga berhasil selamat.

Momen penyelamatan kedua bocah yang terjepit reruntuhan bangunan itu terekam dalam sebuah video yang beredar luas.

“Keluarkan saya dari sini, saya akan melakukan apa saja untuk Anda,” bisik salah satu bocah itu kepada para petugas penyelamat yang berjongkok untuk memeriksa posisi kedua bocah itu di antara reruntuhan bangunan di wilayah Besnaya-Bseineh, sebuah desa kecil di Haram, Suriah.

Seorang bocah perempuan meminta tolong seraya mengucap janji kepada tim penyelamat jika dirinya dan adik laki-lakinya diselamatkan dari reruntuhan gempa.

Dilansir CNN dan Independent, Kamis (9/2/2023), bocah perempuan itu terjepit bersama adiknya di antara puing bangunan rumahnya yang ambruk akibat gempa bumi Magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah awal pekan ini.

Bocah perempuan itu bernama Mariam. Saat tim penyelamat datang, Mariam tampak dengan lembut membelai kepala adik laki-lakinya saat keduanya berbaring terjepit di antara sisa-sisa tempat tidur mereka dan dinding beton yang runtuh akibat gempa.

Di tengah momen memilukan itu, Mariam terlihat bisa menggerakkan tangannya untuk menutupi wajah adiknya dari debu dan melindunginya dari bongkahan bangunan yang menimpa tubuh mungil keduanya.

Sambil berbisik kepada penyelamatnya dari bawah sisa-sisa rumah mereka di Besnaya-Bseineh, sebuah desa kecil di Haram, Suriah, Mariam berkata: “Keluarkan aku dari sini, aku akan melakukan apa saja untukmu”.

“Aku akan menjadi pelayanmu,” tambahnya, saat seorang penyelamat menjawab: “Tidak, tidak.”

Baca halaman selanjutnya.

Bocah yang lebih muda bernama Ilaaf, menurut ayah mereka — dalam Islam, nama Ilaaf berarti ‘perlindungan’.

Mustafa Zuhir Al-Sayed, ayah kedua bocah itu, menuturkan istrinya dan ketiga anaknya sedang tertidur pada Senin (6/2) dini hari ketika guncangan keras gempa terasa mengguncang rumah mereka.

“Kami merasakan tanah bergetar … dan puing-puing mulai berjatuhan di atas kepala kami, dan kami terjebak selama dua hari di bawah reruntuhan,” tutur Al-Sayed.

“Kami mengalami perasaan, perasaan yang saya harap tidak pernah dirasakan siapapun,” ucapnya.

Selama terjepit reruntuhan bangunan, Al-Sayed mengatakan keluarganya terus membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan berdoa dengan suara keras agar seseorang menemukan mereka.

“Orang-orang mendengar kami, dan kami diselamatkan — saya, istri saya dan anak-anak. Terima kasih Tuhan, kami semua hidup dan kami berterima kasih kepada mereka yang telah menyelamatkan kami,” ujarnya.

Rekaman video menunjukkan warga setempat bersorak-sorai saat Mariam dan Ilaaf berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan dan diberi selimut untuk penghangat. Kedua bocah itu langsung dibawa ke rumah sakit setempat, di mana mereka mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

Dengan setiap jam berlalu, harapan menemukan korban-korban selamat lainnya di tengah suhu dingin membekukan semakin memudar. Kemungkinan para korban selamat untuk bertahan hidup juga semakin sulit.

Rumah keluarga Al-Sayed terletak di wilayah Idlib, yang dikuasai pemberontak. Laporan Otoritas Pertahanan Sipil Suriah, sebuah kelompok bantuan kemanusiaan yang juga dikenal sebagai ‘Helm Putih’, melaporkan sedikitnya 1.220 orang tewas di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak.

Baca halaman selanjutnya.

Enam orang berhasil selamat dari runtuhan puing akibat gempa yang mengguncang Turki. Satu dari enam orang tersebut adalah anak-anak.

Dilansir CNN, Rabu (8/2/2023), enam orang tersebut ditarik keluar dari puing-puing selang 60 jam setelah gempa bumi yang melanda Turki pada Senin (7/2) lalu. Hal itu diketahui saat juru kamera CNN menyorot petugas kesehatan yang sedang berlari menuju reruntuhan di Kahramanmaras, Turki.

Beberapa menit kemudian, kamera memperlihatkan seorang petugas tim penyelamat membawa seorang anak kecil dengan rambut pendek yang ikal dan berwarna coklat pendek.

Reporter CNN Turk menyebut operasi penyelamatan itu sebagai mukjizat yang tidak dapat dipercaya. Sebab, anak kecil dan lima orang lainnya selamat setelah tertimbun puing bangunan akibat gempa.

Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Turki dan Suriah terus naik, kini mencapai 16.000 orang, menurut kantor berita AFP. Tim penyelamat terus bekerja keras mencari korban selamat di bawah reruntuhan gedung-gedung. Angka meninggal dunia di Turki terkonfirmasi lebih dari 12.000, menurut badan kedaruratan negara itu.

Menurut kabar dari KBRI, dua orang warga Indonesia yang berada di Kahramanmaras – ibu dan anaknya – ditemukan meninggal dunia di bawah reruntuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!